Selasa, 24 November 2009

Perkembangan Jiwa Anak Pada Dewasa Dan Usia Lanjut

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan melihat pengertian psikologi dan agama serta objek yang dikaji, dapatlah diambil pengertian bahwa psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta keadaan hidup pada umumnya.
Dengan ungkapan lain, psikologi agama adalah ilmu yang meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang yang menyangkut tata cara berpikir, bersikap, berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.
Maka dalam kesempatan ini kami melihat fenomena dan sekaligus mengkaji serta memaksimalkan untuk memamparkan apa yang dialami oleh orang dewasa yang semakin merugikan diri sendiri dan ada juga yang beruntung. Karena pengalaman sejarah menunjukkan bahwa akibat dari memisahkan antara psikologi dan agama, telah terjadi kerugian yang tak dapat ditutup. Agama tanpa psikologi berakhir dengan kemandekan dan prasangka buta, dan tak dapat mencapai tujuan. Kalau tak ada psikologi, agama menjadi alat bagi orang-orang pandai yang munafik. Kasus kaum Khawarij pada zamah awal Islam dapat kita lihat sebagai salah satu contoh kemungkinan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman sikap orang dewasa dalam beragama
2. Bagaiman perkembangan agama pada masa orang dewasa
3. Keriteria Keragaman agama pada dewasa dan kematangannya
4. Dan apa – apa yang dimaksudkan dalam perkembangan manusia pada usia
dewasa dan lanjut





II. PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN JIWA AGAMA
PADA ORANG DEWASA DAN USIA LANJUT

A. Pengertian Dewasa dan Ciri-ciri Kedewasaan
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. [ Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 105] Dengan kata lain, orang dewasa nilai-nilai yang yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.
Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian:[ Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83 ]
1. Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, priode isolasi social, priode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
2. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
3. Masa usia lanjut (masa tua/older adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut; perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan.
B. Karakteristik Sikap Keberagamaan Pada Masa Dewasa
Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap keberagamaan pada orang dewasa antara lain memiliki ciri sebagai berikut: [ Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 107- 108 ]
1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2. Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.
5. Bersikap lebih terbuaka dan wawasan yang lebih luas.
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.
7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
8. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan social, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.
C. Kriteria Orang yang Matang dalam Beragama
Kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku merupakan ciri dari kematangan beragama. Jadi, kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bukunya The Varieties Of Religious Experience William James menilai secara garis besar sikap dan prilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu: [ Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 124 ]
1. Tipe Orang yang Sakit Jiwa (The Sick Soul)
Menurut William James,sikap keberagamaan orang yang sakit jiwa ini ditemui pada mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan keagamaan yang terganggu. Maksudnya orang tersebut meyakini suatu agama dan melaksanakan ajaran agama tidak didasarkan atas kematangan beragama yang berkembang secara bertahap sejak usia kanak-kanak hingga menginjak usia dewasa seperti lazimnya yang terjadi pada perkembangan secara normal. Mereka meyakini suatu agama dikarenakan oleh adanya penderitaan batin antara lain mungkin diakibatkan oleh musibah, konflik batin ataupun sebab lainnya yang sulit diungkapkan secara ilmiah.
Adapun ciri-ciri tindak keagamaan mereka yang mengalami kelainan kejiwaan itu umumnya cenderung menampilkan sikap: [ Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama,…. hal. 126]
- Pesimis
Dalam mengamalkan ajaran agama mereka cenderung bersikap pasrah diri kepada nasib yang telah mereka terima.
- Intovert
Sifat pesimis membawa mereka untuk bersikap objektif. Segala marabahaya dan penderitaan selalu dihubungkannya dengan kesalahan diri dan dosa yang telah diperbuat.
- Menyenagi paham yang ortodoks.
Sebagai pengaruh sifat pesimis dan introvert kehidupan jiwanya menjadi pasif. Hal ini lebih mendorong mereka untuk menyenangi paham keagamaan yang lebih konservatif dan ortodoks.
2. Tipe Orang yang Sehat Jiwa (Healthy-Minded-Ness)
Ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiwa menurut W. Starbuck yang dikemukakan oleh W. Houston Clark dalm bukunya Religion Psychology adalah: [ Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 130 ]
- Optimis dan gembira
Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran agama dengan perasaan optimis. Pahala menurut pandangannya adalah sebagai hasil jerih payah yang diberikan Tuhan. Sebaliknya, segala bentuk musibah dan penderitaan yang dianggap sebagai keteledoran dan kesalahan yang dibuatnya dan tidak beranggapan sebagai peringatan Tuhan terhadap dosa manusia.
- Ektrovet dan tak mendalam
Sikap optimis dan terbuka yang dimiliki orang yang sehat jasmani ini menyebabkan mereka mudah melupakankesan-kesan buruk dan luka hati yang tergores sebagai ekses agamis tindakannya.
- Menyenagi ajaran ketauhidan yang liberal
Sebagai pengaruh kepribadaian yang ekstrovet maka mereka cenderung;
1) Menyenangi teologi yang luwes dan tidak kakuk
2) Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas
3) Mempelopori pembelaan terhadap kepentingan agama secara sosial.
D. Masalah-masalah Keberagamaan Pada Masa Dewasa
Seorang ahli psikologi Lewis Sherril, membagi masalah-masalah keberagamaan pada masa dewasa sebagai berikut;
1. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memilih arah hidup yang akan diambildengan menghadapi godaan berbagai kemungkinan pilihan.
2. Masa dewasa tengah, masalah sentaral pada masa ini adalah mencapai pandangan hidup yang matang dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat keputusan secara konsisten.
3. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah ‘pasrah’. Pada masa ini, minat dan kegiatan kurang beragama. Hidup menjadi kurang rumit dan lebih berpusat pada hal-hal yang sungguh-sungguh berarti. Kesederhanaan lebih sangat menonjol pada usia tua.

BAB III
KESIMPULAN

Pada dewasa ini, dewasa dapat di artikan “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” , jadi ia tau dan mengerti serta memahami apa tujuan dari kehidupan ini.

Dan masa dewasa di golongkan menjadi tiga diantaranya : masa dewasa awal, masa dewasa madya dan masa usia lanjut.

Keriteria keragaman pada dewasa diantaranya : Menerima kebenaran, Cenderung bersifat realitas, Bersikap positif, Bersikap lebih kritis dan sebagainya.
Ciri dari kematangan beragama : kemampuan seseorang untuk mengenali atau memahami nilai agama yang terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-nilai dalam bersikap dan bertingkah laku.
Kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang ahli psikologi Lewis Sherril, membagi masalah-masalah keberagamaan pada masa dewasa sebagai berikut; Masa dewasa awal, Masa dewasa tengah, dan Masa dewasa akhir.

Sabtu, 14 November 2009

ADMINISTRASI KEGURUAN

ADMINISTRASI KEGURUAN


1. Pengertian Administrasi
Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

2. Profesi Keguruan
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.
Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:
1. standar unjuk kerja;
2. lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
3. organisasi profesi;
4. etika dan kode etik profesi;
5. sistem imbalan;
6. pengakuan masyarakat.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan sosial.
Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

A. Latar Belakang Profesi Keguruan
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).
B. Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas (1) layanan administrasi pendidikan; (2) layanan instruksional; dan (3) layanan bantuan, yang ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.
Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional.


C. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan tugas guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Percaya kepada diri sendiri.
3. Tenggang rasa dan toleran.
4. Bersikap terbuka dan demokratis.
5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
7. Memahami tujuan pendidikan.
8. Mampu menjalin hubungan insani.
9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.

1. Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal.
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan BP3.
4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).



2. Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.
1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.
8. Menguasai metode berpikir.
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.
14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.
15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.
16. Berani mengambil keputusan.
17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.
18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.
19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.


D. Hubungan antara Penguasaan Materi dan Kemampuan Mengajar
Penguasaan Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar. Penguasaan materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu pelajaran. Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam materi/bahan ajar maka dalam mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh kemampuannya dalam menggunakan metode mengajar.
Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar.
Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.

Keputusan Situasional dan Transaksional
Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis situasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan siswa).
Keputusan situasional diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran (satpel).
Keputusan transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan balikan yang diperoleh guru dari interaksinya dengan siswa maupun dari interaksi antar siswa dalam PBM yang sedang berlangsung.
Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.

3 . Peranan Guru Dalam Administrasi Pendidikan
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting.
Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.
Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.
A. Peran Guru dalam Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen: (a) Analisis kurikulum, (b) tujuan instruksional, (c) rencana kegiatan, (d) rencana evaluasi.

B. Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
1. Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
2. Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan, dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
3. Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.


4. Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan penilaian efektivitas strategi.
5. Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik

C. Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar
D. Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua.
- Pengertian dan Tujuan Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan dapat diartikan sebagai “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”.
2. Konseling diartikan sebagai “proses membantu individu (klien) secara perorangan dalam situasi hubungan tatap muka, dalam rangka mengembangkan diri atau memecahkan masalah yang dihadapinya”.
3. Konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan, yang dipandang inti dari keseluruhan layanan bimbingan.
4. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu atau peserta didik agar dapat mengembangkan kepribadiannya secara optimal, baik menyangkut aspek fisik, intelektual, emosional, sosial maupun moral-spiritual.


- Fungsi, Asas, dan Prinsip Bimbingan
1. Sebagai proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), bimbingan berfungsi sebagai upaya (a) pemahaman,(b) pencegahan, (c) pengembangan, dan (d) perbaikan.
2. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip (a) individu atau peserta didik sedang berada dalam proses berkembang, (b) sasaran bimbingan adalah semua peserta didik, (c) mempedulikan semua aspek perkembangan, (d) kemampuan peserta didik merupakan dasar bagi penentuan pilihan, (e) bimbingan merupakan bagian terpadu pendidikan, dan (f) bantuan yang diberikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan peserta didik merealisasikan dirinya.
3. Penyelenggaraan bimbingan yang profesional harus mempedulikan asas-asas, seperti kerahasiaan, keterbukaan, keahlian, kedinamisan, dan tut wuri handayani.
- Bidang dan Jenis-jenis Layanan Bimbingan
1. Penyelenggaraan bimbingan itu, meliputi bidang-bidang pribadi, sosial, akademik, dan karier.
2. Jenis-jenis layanan bimbingan, meliputi orientasi, informasi, pembelajaran, bimbingan kelompok, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, dan konseling kelompok
- Hubungan Bimbingan dengan Pendidikan
Pendidikan akan terselenggara dengan baik, apabila ditunjang oleh komponen-komponennya yang meliputi bidang kepemimpinan atau administrasi, pengajaran, dan layanan pribadi siswa atau bimbingan. Melalui bimbingan, proses pendidikan dapat memfasilitasi berkembangnya aspek-aspek atau karakteristik pribadi siswa secara optimal.
E. Peran Kepembimbingan Guru dalam Pembelajaran di Sekolah
Sesuai dengan sifat dan karakteristik perkembangan anak sekolah, bimbingan dan konseling di sekolah lebih efektif menjadi bagian terpadu dari tugas guru BP. Bimbingan di sekolah dilaksanakan secara terpadu dalam proses pembelajaran, kecuali hal-hal yang memerlukan penanganan khusus.

Dalam proses pembelajaran di sekolah guru perlu menampilkan peran kepemimpinan dengan jalan menciptakan iklim atau suasana pembelajaran yang bermuatan/bernuansa bimbingan. Dalam proses pembelajaran itu guru berperan tidak hanya sebatas menyampaikan bahan ajar, tetapi sekaligus mengembangkan perilaku-perilaku efektif baik yang berkenaan dengan perilaku belajar, pribadi, sosial maupun karir.
- Membantu Siswa Bermasalah
Masalah yang dihadapi siswa dapat dibedakan ke dalam masalah belajar dan masalah bukan belajar. Akan tetapi biasanya masalah tersebut bermuara menjadi kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa dapat diidentifikasi dengan melakukan tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, pengamatan kebiasaan belajar.
Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar bisa digolongkan ke dalam faktor eksternal dan internal. Ada beberapa teknik membantu siswa yang kesulitan belajar, yaitu (1) pengajaran perbaikan, (2) pengayaan, (3) peningkatan motivasi belajar, (4) peningkatan keterampilan belajar, (5) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
- Pengembangan Program Bimbingan di Sekolah
Ada 4 komponen inti dalam program bimbingan, yaitu (1) Layanan dasar umum, (2) Layanan responsif, (3) Layanan perencanaan individual, dan (4) Pendukung sistem. Layanan dasar umum adalah layanan yang diarahkan untuk membantu seluruh murid mengembangkan perilaku-perilaku yang harus dikuasai untuk jangka panjang. Layanan responsif adalah layanan membantu murid mengatasi masalah atau mengembangkan perilaku yang menjadi kebutuhan pada saat ini dan harus segera dilayani. Layanan perencanaan individual diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan, karir dan pengembangan pribadi.

MEDIA AUDIO VISUAL

MEDIA AUDIO VISUAL



A. Pengertian Media Komunikasi dan Audio-Visual
Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton).
Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.

B. Media Berbasis Audio Visual
Materi audio dapat digunakan untuk :
1. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengan
2. Mengatur dan mempersiaplkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat – pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi
3. Menjadikan modal yang akan ditiru oleh siswa
4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan – perubahan tingkat kecepatan
belajar mengenai suatu pokok nahasan atau sesuatu maslah.











1. Radio dan Tape
Penggunaan media audio sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas ( mastery learning )
Langkah – langkah yang bisa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk lain , yaitu :
1. Mempersiapkan diri
2. Membangkitkan kesiapan siswa
3. Mendengarkan materi audio
4. Diskusi ( membahas ) materi program audio
5. Menindaklanjuti program

Untuk membuat kegiatan lebih efektif dan produktif, berbagai teknik dapat digunakan, antara alain, yaitu :
1. Melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pemilihan rekaman – rekaman dan siaran radio yang baik
2. Menghubungkan kegiatan mendengar di luar kelas dengan tugas – tugas sekolah.
3. Mendiskusikan dan memeriksa cara di mana kebiasaan belajar di rumah bisa di tingkatkan.

2. Film Gerak Bersuara
1. Karakteristik dan manfaat film
Media audio visual ini dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
a. Dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio visual murni
b. Media audio visual tidak murni

Studio film adalah pabrik mimpi, karena itulah film adalah alat yang ampuh sekali di tangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama sekali terhadap masyarakat kebnayakan dan juga anak – anak yang memenag lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibandingkan aspek rasionalitasnya.
Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif.




Manfaat dan karakteristik lainya dari media film dalam mengingkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran, diantaranya adalah :
- Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
- Mampu mengambarkan peristiwa – peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
- Film dapat membawa anak dari Negara yang satu ke Negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain
- Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan
- Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
- Menggambarkan pikiran dan pendapat para siswa
- Mengembangkan imajinasi peserta didik
- Memperjelas hal – hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistic
- Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
- Film sangat baik menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan satu keterampilan dan lain – lain
- Semua peserta didik dapat belajar dari film, bik yang pandai maupun yang kurang
- Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik sebagaimana dikutip Asnawir ( 2002:98 ) mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri – ciri sebagai berikut, yaitu :
- Dapat menarik minat siswa
- Benar dan autentik
- Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
- Sesuai dengan tingkatan kematangan audiens
- Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
- Kesatuan dan sequence – nya cukup teratur
- Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan

2. Jenis – jenis Film
Film untuk konteks pembelajaran mempunyai banyak jenis
yang variatif, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. film dokumenter ( documentaries ). Menurut Heinich dkk.
(1985:212) film-film documenter adalah film-film yang
Dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula
Memfiksikan yang fakta.


2. Docu drama yakni film-film documenter yang
Membutuhkan pengadegan. Dengan demikian kisah-
Kisah yag ada dalam docudrama adalah kisah yang
Diangkat dari kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa
Diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan para nabi
Dan rosul, wali songo, ulama dean tokoh terkenal,
Dan kisah tentang orang-orang shaleh lainnya.
3. Film drama dan semidrama, keduanya melukiskan human relation.Tema –
temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak yakni dari nilai – nilai
kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.

3. Langkah-Langkah pemanfaatan film
Pemanfaatan film dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
* Film harus di pilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
* Film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna
sebuah konsep, seperti konsep jujur,sabar demokrasi , dll.
* Film untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperhatikan contoh suatu
keterampilan yang harus di tiru.
* Film paling tepat bila di gunakan untuk memengaruhi sikap dan emosi.

4. Rangkaian Kegiatan Sebelum Membuat Film
Dalam praktek, rangkaian kegiatan untukmewujudkan gagasan menjadi program film atau video ini secara bertahap Menurut Arief S. dkk. ( 1990:156-158 ) hendaknya dilakukan melalui pembuatan :
* synopsis, yakni untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema
atau pokok materi yang akan di garap
* Storyboard ( perangkat gambar cerita ), adalah rangkaian kejadian yang akan di
visualkan dalam bentuk gambar atau sketsa sederhana pada kartu berukuran lebih
kurang 8 x 12 cm.
* Skrip atau naskah program, yaitu keterangan- keterangan yag di dapat dari hasil
eksperimen coba- coba dean keyboard tersebut kemudian di tuangkan dalam bentuk
skrip atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar.
* Scenario atau naskah produksi, yaitu petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi
atau pembuatan program.



5. Teknik – teknik Pembuatan Film
Ada beberapa teknik yang dapat dugunakan dalama pembuatan filmAntara lainnya adalah :
1. Direct photography
2. Slow motion photography
3. Lapse photography
4. Animated photography
5. Photomicrography
6. Telescopic
7. Film mography

3. Video
1. Karakteristik Video
Krakteristik video banyak kemiripannya dengan media film, diantaranya adalah :
• Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
• Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan
• Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
• Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
• Mengemnagkana imajinasi peserta didik
• Memperjelas hal – hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik.
• Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
• Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan
• Semua pesrta didik dapt belajar dari videom baik yang pandai maupun yang kurang pandai
• Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
• Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali utnuk dievalusi.

2. Langkah – langkah Pemanfaatan Video
Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal – hal sebaai berikut :
- Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru harus mengenal program vido yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengtahui manfaatnya bagi pelajaan.
- Seuai program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya.
- Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek – aspek tertentu
- Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian – bagian tertentu
- Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang mereka tangkap dari program video itu.

2. Cara Mudah Membuat Video
- menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.
- Mengnembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment menjadi serangkai bidikan atau serangkai kejadian yang berurutan(scene)
- Kkita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran bidikan (teknik pengambilan gambar)
- Bila kita akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya memberi lah sisipan bidikan ( Intercut ), dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok ( sebaiknya juga dari dua sudut bidik yang berbeda pula ).

4. Televisi
1. Karakteristik dan manfaat televise
Omar Hamalik ( 1985:134 ): “ televise is an electronic motion picture with conjoined or attendant soudnd; both picture and sound each the eye ear simultaneously from a remote broadcast point “.
Defisini tersebut menjelaskan bahwa televise sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gamabr hidup yang meliputi gambar dan suara.

Televisi sebagai media pengakjaran mengandung beberapa keuntungan anatara lain:
1. bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2. memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai Negara.
3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4. dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segala yang beraneka ragam.
5. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat
6. menarik minat anak
7. Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training
8. masyarakat di ajak berpartisipasi dalam rangka
meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.



Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai media pengajaran,
Sama halnya yang terjadi pada film, yakni TV terlalu menekankan pentingnya materi
Ketimbang proses pengembangan materi tersebut,. Kekurangan lainnya, yang mencolok adalah sifat komunikasinya hanya satu arah ( one way communication ).

2. Televisi sebagai media pendidikan jarak jauh ( PJJ ): studi Kasus TVE
TV-E (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televise di Indonesia yang khusus
di tujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media .
Pembelajaran masyarakat. Stasiun televise ini di resmikan oleh menteri pendidikan
Abdul Malik Fadjar tanggal 12 oktober 2004. studio TE-E berada di Jakarta, dan memiliki afiliasi dengan stasiun televise pendidikan di daerah.
Menteri pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjr dalam sambutan saat peluncuran resmi program tersebut mengatakan, “ sebagai bangsa yang ingin maju, maka kemajuan teknologi perlu di manfaatkan. Hanya saja itu di lakukan dengan kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihatdari segi pendidikan.”
Program TV-E ini di siarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola.
Sasaran TV-E terutama adalah sekolah. Pada saat di lakukan uji coba,
Program siaran yang di tayangkan adalah materi untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, dengan penerima siaran 100 sekolah di seluruh tanah air.

THOHAROH

A. Pengertian Toharoh
Salah satu keistimewaan Islam yang sangat menonjol adalah tentang perhatiannya pada kebrsihan dan kesucian seseorang,baik jasmani maupun rohani.Kebersihan jasmani menyangkut badan,pakaian,tempat dan alat yang digunakan untuk makan dan minum dari kotoran dan najis.Sedangkan kebersihan rohani adalah harus terbebas dari hadast bila hendak melakukan suatu ibadah yang harus dilakukan keadaan suci.Misalnya seorang yang akan mengerjakan sholat diwajibkan suci dari hadast dan suci pula badan,pakaian dan tempat dari najis.

Banyak ayat Al-qur’an dan Al-hadist yang menjelaskan tentang kebersihan dan kesucian serta memerintahkan ummat agar selalu bersuci.Diantaranya adalah Firman Alloh SWT :
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ اْلمُتَطَهِّرِيْنَ ( سورة البقرة : ٢٢٢ )
Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”
Nabi Muhammad SAW :
اْلإِسْلاَمُ نَظِيْفٌ فَتَنَظَّفُوْا فَإِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ إِلاَّ نَظِيْفٌ
Artinya : ”Islam itu agama yang bersih,maka jagalah kebersihan (kesucian),karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.”
Toharoh ada 2 (dua) macam antara lain :
1. Toharoh dari hadast
2. Toharoh dari najis
Macam-macam perkara yang dapat mensucikan ada 4 (empat) antara lain :
1. Air
2. Debu
3. Batu
4. Nyama
1.Macam-macam Air dan Pembagiannya
A. Air suci dan mensucikan
Air ini boleh diminum dan sah untuk digunakan mensucikan benda lain,yaitu air yang jatuh dari langit dan yang keluar dari bumi dan tidak berubah salah satu sifatnya dengan perkara yang bisa merubah kesuciannya,antara lain :
2
 Air hujan
 Air sungai
 Air laut
 Air sumur
 Air salju
 Air embun
Firman Alloh SWT :
وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ (سورة : الأنفال : ١١ )
Artinya : “Dan Alloh menurunkan hujan kepadamu dari langit untuk mensucikan dirimu.”
Air yang berubah salah satu sifatnya dengan barang yang tidak merubah kesuciannya ada 5 (lima),yaitu :
1. Air yang berubah sebab lamanya diam dengan barang yang keluar dari dalam air tersebut,misalnya ikan.
2. Air berubah sebab perkara yang tetap di dalam tempatnya (tempat lewatnya air) seperti : Lumpur,kapur dan garam.
3. Air yang berubah sebab perkara yang sulit menjaganya,seperti : daun,kayu yang diterpa angin.
4. Air yang berubah sebab dimasuki cat.
5. Air yang brubah sebab perkara yang berdekatan dengan air tersebut seperti : bangkai.
B. Air suci tapi tidak mensucikan
Air ini zatnya suci tapi tidak bisa mensucikan.Air ada 3 (tiga) macam,yaitu :
1. Air yang berubah dengan perubahan yang sangat banyak dengan sebab kecampuran barang yang suci seperti : madu,gula.
2. Air sedikit yang sudah dipakai untuk menghilangkan najis / hadast.
3. Air yang keluar dari tumbuhan sebab diperas seperti air kembang mawar dan air kelapa.
C.Air mutanajis
Yaitu air sedikit yang terkena najis.
D.Air makruh (musyammar)
Yaitu air yang terjemur oleh matahari.
2.Pengertian dan Dasar Hukum Najis

Suci dari najis adalah membersihkan badan,pakaian dan tempat (terutama yang brhubungan dengan suatu ibadah yang mengharuskan suci dari najis) dengan menggunakan alat bersuci seperti air sesuai dengan ketentuannya.
A.Pembagian najis dan cara mensucikannya
1. Najis mukhoffah (ringan)
Air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 (dua) tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibu.Cara mensucikannya cukup di percikkan pada bagian najis tersebut.Nabi bersabda :
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ اْلجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ اْلغُلاَمِ (رواه الترمذى)
Artinya : “Kencing anak perempuan dibasuh dan kencing anak laki-laki diperciki.”
2. Najis mugholladzoh (berat)
Yaitu anjing dan babi.Cara mensucikannya dibasuh 7x salah satunya dicampur dengan debu.Nabi bersabda :
طَهُوْرُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيْهِ اْلكَلْبُ اَنْ يَّغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُوْلاَهُنَّ بِاالتُّرَابِ
(رواه مسلم)
Artinya : “Cara mensucikan bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing,hendaklah dibasuh 7x salah satunya dicampur dengan debu.”
3. Najis mutawassitoh (sedang)
Najis ini selain najis mukhoffafah dan mugholladzoh.Cara mensucikannya dibasuh dengan air hingga rupa,bau dan rasanya hilang.
Najis ini ada 2 (dua) macam,yaitu :
 Najis ainiyah,yaitu najis yang berwujud,nampak dan dapat dilihat.
 Najis hukmiyah,yaitu najis yang tidak kelihatan bendanya,seperti bekas air kencing,atau arak yang sudah mongering.
B.Beberapa benda yang najis.
 Bangkai binatang darat yang berdarah selain manusia.Adapun bangkai binatang laut seperti ikan dan bangkai binatang darat yang tidak berdarah ketika hidupnya seperti belalang serta mayat manusia semuanya suci.

Firman Alloh SWT :
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ اْلمَيْتَةُ ( المائدة : ٣ )
Artinya : “Diharamkan bagimu memakan bangkai.”
 Darah.Segala macam darah itu najis,selain hati dan limpa.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ اْلمَيْتَةُ وَالدَّامُ وَلَحْمُ اْلخِنْزِيْرِ (المائدة : ٣ )
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,darah dan daging babi.”
Sabda Nabi :
حِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ السَّمَكُ وَاْلجَرَادُ وَاْلكَبِدُ وَالطِّحَالُ (رواه إبن ماجة)
Artinya : “Telah dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah yaitu bangkai ikan dan belalang serta darah yang berupa hati dan limpa.”
 Nanah .Segala macam nanah itu najis baik yang kental maupun yang cair.Karena nanah itu merupakan darah yang sudah busuk.
 Segala benda cair yang keluar dari dua pintu,semua itu najis kecuali air mani.
 Arak.Setiap minuman keras yang memabukkan itu najis
 Anjing dan babi.
3.Istinja’
Apabila keluar kotoran dari salah satu dua pintu maka wajib istinja’.Istinja’adalah membersihkan jalan kotoran yang keluar dari qubul dan dubur,seperti air kencing dan berak.Cara membersihkannya dibasuh dengan air sampai bersih atau dengan 3 (tiga) buah batu atau satu batu yang bentuknya segitiga.Yang paling utama untuk bersuci adalah air suci dan mensucikan.Sabda Nabi SAW :
إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ وِتْرًا (رواه البخارى ومسلم)
Artinya : “Apabila salah seorang dari kalian beristinja’ dengan batu maka hendaklah ganjil.”
Sulaiman berkata “rosululloh SAW melarang kita beristinja’ dengan batu kurang dari 3.”

KESIMPULAN
1. Toharoh adalah bersuci dari hadast dan najis
2. Toharoh ada dua yaitu toharoh dari hadast dan dari najis.
3. Toharoh dari hadast adalah mensucikan dengan berwudhu,mandi dan tayamum.
4. Toharoh dari najis adalah mensucikan badan,pakaian dan tempat.
5. Benda yang najis adalah darah,nanah,khomer,muntahan,anjing,babi,bangkai selain bangkai anak adam,ikan dan belalang.
6. Cara mensucikan najis adalah membasuh pada tempatnya sampai warna,baud an rasanya sudah hilang.
7. Istinja’ adalah membasuh jalannya kotoran yang keluar dari qubul dan dubur seperti kencing dan berak.
8. Cara mensucikan istinja’ dibasuh dengan air sampai bersih.
9. Najis anjing atau babi disucikan dengan membasuh dengan air 7x dan salah satunya dicampur dengan debu.
10. Cara mensucikan kulit najis dengan disamak kecuali kulit anjing dan babi.




DAFTAR PUSTAKA
1. H.Sulaiman.Fiqh Islam.Sinar Baru Agency,Bandung.1987
2. Maftuh Ahmad.Risalah Sholat Lengkap.Bintang Usaha Jaya,Surabaya.2002